Mendagri Tito : Inflasi karena Cabai Itu Ironis
HAQQNEWS.CO.ID – Harga cabai yang melambung di daerah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dan tembus hingga Rp 100 ribu perkilogram membuat Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta pemerintah daerah (pemda) mengaktifkan kembali gerakan menanam cabai.
”Saya tadi kemukakan kepada teman-teman kepala daerah dan semua yang hadir, tanah yang di Kepri kan relatif subur. Jadi bisa ada gerakan mengaktifkan kembali menanam cabai yang diinisiasi oleh pemerintah daerah,” ujar Tito, Jumat (24/11/2023) saat berkunjung ke Kota Batam, Kepri.
Tito menyinggung tentang program menanam cabai yang sudah beberapa daerah gerakkan. Ia juga menyebut selain masyarakat di beberapa daerah pemerintah daerah sampai bekerja sama dengan TNI-Polri melakukan program dimaksud.
“Banyak yang sudah melakukan misal di Sulsel, di Jawa banyak yang tanam sampai ada yang wajibkan PNS tanam, ada yang mendorong TNI-Polri karena ada kegiatan TNI masuk desa,” sebut Tito.
Mantan Kapolri itu juga menyebut jika nantinya gerakan menanam cabai tersebut masuk pada masa panen bisa diakomodir oleh koperasi atau pemerintah. Tito menyebut cukup miris jika inflasi di daerah Sumatera disebabkan cabai.
“Nanti hasilnya bisa dijual ke koperasi. Cabai tanaman cepat tumbuh, cepat panen. Karena orang Sumatera pemakan cabai, jadi kalau inflasi karena cabai itu ironis,” ujarnya.
Gubernur Ansar Akui Sudah Lakukan
Gubernur Kepri, Ansar Ahmad mengatakan selama dua tahun ini pihaknya telah membuat gerakan menanam cabai terus dilakukan. Rata-rata penambahan lahan baru untuk tanaman cabai bisa mencapai 50 hektare.
“Selama dua tahun ini kita buat gerakan menanam cabai. Rata-rata penambahan 50 hektar lahan mulai dari kelompok tani PKK,” ujarnya.
Ansar menjelaskan setiap bulannya di Kepri masih minus 100 ton. Untuk antisipasi hal tersebut akan ada pembukaan 50 hektar lahan untuk cabai.
“Sekarang kita minus perbulan 100 ton jadi satu tahun minus 1000 ton. Tahun ini 50 hektar dan mudah-mudahan tahun depan swasembada cabai,” ujarnya.
“Nah cabai ini merupakan masalah nasional karena el nino hingga panen cabai kurang. Kita juga lakukan operasi pasar supaya fluktuasi tidak terlalu jauh. Problemnya bukan mengejar surplus cabai namun mengendalikan panen Raya tidak kebanyakan,” ujarnya. (HQ1)