Batam, Haqqnews.co.id – Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau, Nyanyang Haris Pratamura mendorong daerah ini bergerak cepat mengembangkan free trade zone (FTZ) yang lebih kompetitif.
Hal itu Nyanyang kemukakan setelah bertemu dan bersilaturahmi dengan pengelola FTZ Bintan, Tanjungpinang, dan Karimun, pada Selasa (25/2/2025) di Graha Kepri, Batam.
Ia mengungkapkan target investasi di Kepri pada 2025 cukup ambisius, yaitu mencapai Rp7–15 triliun per semester. Namun, realisasi investasi di kawasan FTZ masih menghadapi hambatan karena belum tuntasnya legal standing kelembagaan BP (Badan Pengusahaan).
“Untuk itu kami akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator dan instansi terkait untuk mempercepat penyelesaian masalah ini. Surat resmi akan kami kirimkan ke Kemenko agar legal standing segera terselesaikan. Kita butuh investasi menyeluruh, bukan hanya di Batam, tetapi juga di Bintan, Tanjungpinang, dan Karimun,” tegas Nyanyang.
Nyanyang membandingkan Singapore Economic Zone dan Iskandar Economic Zone di Johor, Malaysia, yang lebih siap dalam menarik investasi. Untuk itu, menurutnya, Kepri harus bergerak cepat untuk mengembangkan FTZ agar lebih kompetitif.
Dengan kepastian hukum yang jelas, BP Bintan, BP Tanjungpinang, dan BP Tanjungbalai Karimun diharapkan dapat beroperasi lebih optimal, seperti halnya BP Batam yang telah menunjukkan kinerja baik dalam menarik investasi. (*/HQ1)