Haqqnews.co.id – Kinerja lemah dari dinas-dinas penghasil uang daerah (OPD) di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dituding sebagai penyebab utama Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidak naik signifikan. Akibatnya, uang daerah semakin tipis, pembangunan bisa terhambat, dan beban gaji pegawai membengkak.
Sekretaris Komisi II DPRD Kepri, Wahyu Wahyudin. S.E., M.M., sudah memeringatkan sejak pertengahan 2025 bahwa hal itu seperti “alarm darurat keuangan daerah”. Beban gaji pegawai sudah hampir melebihi 30 persen dari anggaran daerah (APBD). “Gaji pegawai sudah terlalu besar, lebih dari 30 persen anggaran. Kalau dinas penghasil PAD tidak segera digerakkan, anggaran kita bisa ambruk,” katanya, dikutip 14 Desember 2025 dari situs DPRD Kepri.
Wahyu menyalahkan dinas teknis seperti BP2RD dan DKP karena kurang inisiatif. Mereka gagal pakai cara sederhana seperti potong pajak sementara, hapus denda lama, atau promosi layanan agar orang lebih banyak bayar pajak. “Diskon pajak, hapus denda, promosi layanan—itupun belum dimanfaatkan sepenuhnya. Padahal ini bisa langsung bikin orang mau bayar pajak lebih banyak,” ujarnya.
Ia mengusulkan untuk membuat unit lab terpadu dari fasilitas dinas yang sudah ada, untuk uji kualitas ikan, tanaman, dan produk kecil. “Kita sudah punya lab di beberapa dinas, tapi belum dijadikan bisnis daerah. Kalau dioptimalkan, ini bisa jadi sumber uang baru yang stabil,” tambahnya.
Wahyu juga mengeritik pengelolaan tanah kosong, bangunan rusak, dan gudang tak terpakai milik daerah yang dibiarkan menganggur, bukan disewakan atau diajak kerja sama investor. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pun disebut jadi beban karena tidak membantu menambah PAD. “BUMD jangan cuma makan anggaran. Harus kejar target dan punya rencana bisnis. Kalau stuck terus, lebih baik dievaluasi total,” tegasnya.
Untuk itu, DPRD meminta Pemprov segera merapatkan dinas penghasil PAD, buat rencana yang lebih jelas, dan periksa ulang BUMD. “Kita tak bisa bergantung lagi pada dana pusat. Kalau Kepri mau mandiri dan bangun sendiri, PAD harus prioritas utama,” tutup Wahyu. (*/hq1)
