back to top
25.7 C
Riau Islands
Senin 8 Desember 2025
BerandaNasionalDoa Nabi untuk Pemimpin dan Pejabat yang Susahkan Rakyat 

Batam

Doa Nabi untuk Pemimpin dan Pejabat yang Susahkan Rakyat 

Haqqnews.co.id  – Nabi Muhammad SAW sangat memberikan perhatian yang besar terhadap masa depan umatnya. Hal itu terlihat dari dalam banyak hal. Salah satunya melalui redaksi doa yang beliau ajarkan.

Inilah di antara doa-doa yang sering Rasulullah SAW panjatkan, berkaitan dengan umat Islam sebagai rakyat dan amanah kepemimpinan.”Ya Allah, siapa yang mengemban tugas mengurusi umatku kemudian ia menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia; dan siapa yang mengemban tugas mengurusi umatku dan memudahkan mereka, maka mudahkanlah dia,” demikian doa Rasulullah SAW dalam Hadis Riwayat Muslim dan Ahmad.

Doa Rasulullah tersebut menyiratkan dua tipikal pejabat atau pemimpin yang akan selalu mengisi kehidupan ini. Ada yang menyusahkan rakyatnya dan ada pula yang memudahkan mereka. Pemimpin yang memudahkan rakyatnya akan mendapatkan doa kemudahan dari beliau. Sebaliknya, pejabat yang menyusahkan rakyatnya akan mendapatkan doa supaya ia juga mendapat susah.

Kemudahan dan kesusahan yang maksudnya dalam hadis tadi bersifat umum, mencakup dunia-akhirat.As-Shan’ani berkata, “Kesusahan dalam hadis, mencakup kesusahan duniawi dan ukhrawi.”

Di antara bentuk kesusahan yang akan pemimpin atau pejabat bersangkutan terima, terdapat dalam hadis lain. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang diamanahi mengurusi umatku lalu menyusahkan mereka, maka baginya Bahlatullahi. Para sahabat bertanya, apakah itu Bahlatullahi? Rasulullah menjawab, ‘Laknat Allah’ (HR Abu Awanah dalam kitab sahihnya).Orang yang dilaknat oleh Allah akan tersingkir dari pusaran rahmat dan kasih sayang-Nya.

Padahal, jabatan adalah amanah yang sangat berat. Tak mungkin tertunaikan kecuali dengan bantuan dan pertolongan Allah. Pejabat itu bakal dikenang oleh rakyatnya sebagai pemimpin yang gagal. Pejabat seperti itu justru menjadi sasaran kemarahan rakyatnya.Yang lebih mengerikan lagi, kesulitan itu akan terus berlanjut di akhirat.

“Tidaklah seorang diamanahi memimpin suatu kaum kemudian ia meninggal dalam keadaan curang terhadap rakyatnya, maka diharamkan baginya surga” (Bukhari dan Muslim).

Sebaliknya, jika seorang pejabat bisa memberikan kemudahan (yang tidak melanggar syariat), maka ia juga akan mendapatkan kemudahan berupa pertolongan Allah. Bila pertolongan Allah sudah mengucur maka segala sesuatu akan terasa mudah. Kehidupan sang pemimpin juga akan selalu dinaungi dengan ketenangan.

Rakyat mencintainya dan Allah mengasihinya. Di akhirat kelak akan mendapatkan penghargaan yang sangat istimewa dari Allah. Oleh karena itu, sebenarnya hikmah di balik disyariatkannya kepemimpinan, yaitu untuk mempermudah urusan umat, bukan untuk membuat umat bertambah susah dengan permasalahan yang menimpanya. (*/HQ1)

Artikel Terbaru