Haqqnews.co.id – Jawa Timur (Jatim) mencetak prestasi gemilang dengan meraup surplus neraca dagang mencengangkan Rp996.795.294.000 dalam misi dagang bersama Kepulauan Riau (Kepri) di Batam Expo Centre pada 7-8 Desember 2025. Jika ditotal dengan Malaysia, transaksi Jatim meledak hingga Rp4.456.849.425.486—rekor tertinggi dari 12 misi dagang Jatim, dengan kumulatif mencapai Rp27,35 triliun sejak 2019.
“Alhamdulillah, kali ini misi dagang menghasilkan komitmen transaksi final senilai Rp4.456.849.425.486. Merupakan total transaksi Perdagangan Jatim-Kepri dan Jatim-Malaysia. Jatim berhasil menjual ke Kepri Rp1.078.695.294.000 dan Jatim membeli dari Kepri Rp81.900.000.000,” ungkap Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam keterangan resminya.
Hitungan sederhananya Kepri ketinggalan jauh: Transaksi Jatim dari Kepri tembus Rp1.078.695.294.000, didorong komoditas unggulan seperti kopi robusta, kluwak, vanili, kemiri, rokok, telur ayam, susu, mesin las, pakan udang, benur vannamei, beras, bawang merah, daging ayam, dan daging sapi. Sementara transaksi Kepri dari Jatim hanya Rp81.900.000.000, terutama ikan beku seperti cakalang, layur, dan layang. Selisihnya? Rp1.078.695.294.000 – Rp81.900.000.000 = Rp996.795.294.000, surplus mutlak buat Jatim.
Tambahan Letter of Intent (LoI) Jatim-Malaysia senilai Rp3.296.254.131.486 untuk tembaga, cassava, krim kelapa beku, kerupuk mentah, buah kering, dan sayur kering makin mengukuhkan dominasi Jatim dalam misi dagang ini.
Dorong Sinergi Maksimal Antar Daerah
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa hadir langsung menyerahkan MoU dan LoI, yang mengukuhkan bahwa misi dagang kali ini menjadi bukti sinergi antar-daerah yang semakin kuat. Surplus ini, lanjutnya, jadi modal ekspansi Jatim yang lebih besar lagi demi kemajuan ekonomi nasional. Di sisi lain, Gubernur Kepri Ansar Ahmad menambahkan bahwa kolaborasi Jatim-Kepri memperkuat hubungan kedua provinsi. Meski dalam hal ini Kepri defisit dalam transaksi, namun optimis meningkatkan daya saing produk lokal seperti hasil laut melalui strategi baru dan inovasi. Keduanya, baik Khofifah maupun Ansar, menekankan pentingnya momentum misi dagang guna pemulihan ekonomi pasca-pandemi.
Event misi dagang dua hari penuh ini melibatkan ratusan pelaku usaha dari Jatim dan Kepri, ditambah sesi bisnis-ke-bisnis (B2B) intensif dengan Malaysia. Penutupan resmi pada Minggu, 8 Desember 2025, di Batam Expo Centre pun jadi panggung sukses kolaborasi antar kedua provinsi.
Kemenangan bagi Jatim dapat memperkuat posisinya sebagai raksasa dagang daerah, sementara Kepri mendapat pelajaran berharga soal strategi transaksi dagang. Para pelaku usaha antusias dan berharap misi serupa dapat digelar secara rutin untuk menyeimbangkan neraca dagang, mendorong pertumbuhan bersama, dan menciptakan ekosistem bisnis nasional yang lebih tangguh. (*/hq1)

